Ini
perjalanan seorang insan menapaki kehidupan,terlahir sederhana tidak miskin
tidak kaya tetapi sederhana. Datang kedunia dengan tangisan yang merdu, sendu
tangis sang ibu gembira hiasi keluarnya sang buah hati, senyum dan syukur sanga
ayah tak henti – hentinya hiasi keluarnya kedunia.
Mereka pun tetap bangga
walaupun terdengar dari mulut sang dokter sesuatu yang tidak mengenakkan hati
mereka,tapi segala sesuatu yang mengganjal di hati mereka pendam, hanya syukuri
anugrah. Mendengar kata dokter anak mereka tak mampu melihat sebenarnya membuat
mereka shock, down, tapi apa daya mereka hanya dapat syukuri anugrah dari yang
kuasa, anak adalah amanah apa guna menyesali kelahiran sang amanah dari sang
pencipta. Bayi dari tangan si dokter pun berpindah ke tangansnag ibu, di
tatapnya wajah tampan sang anak yang masih menangis setelah keluar menyambut
dunia barunya, dengan sentuhan yang lembut dari ibunya sang bayi tetap menangis
tangisan bahagia. Tangis sang ibupun tak sanggup tertahan, bayangan anaknya
saat dewasa kelak entah seperti apa,dengan matanya yang buta. Hanya kegelapan
yang ada dalam pandangan, tak sanggup melihat kehidupan luar, pemandangan yang
indah. Sang ayah memeluk sang ibu, meski tak meneteskan air mata tapi dalam
hati sang ayah juga tak tega melihat anaknya yang buta terus menangis.Tapi
mereka yakin ada Allah sang pencipta, anak ini adalah amanah sang pencipta,
maka mereka bertekad untuk menjaganya dengan segenap hati agar kelak menjadi
orang yang berguna bagi umat dan sekitarnya. ........ Detik jam pun berjalan,
seluruh tatanan surya yang berputar pada orbitnya mengubah hari sesuai dengan
kehandak-Nya, atas kehendak-Nya seluruh tatanan langit dan bumi tertata rapi
tanpa sedikit pun kesalahan. 5 tahun sudah sejak kelahirannya, usianya kini 5
tahun, standar usia seorang bocah memasuki taman kanak – kanak. Akan tetapi dia
tidak terima semua ilmu dari sang ibu dan ayah. Pelajaran yang di terimanya tak
seperti anak normal seusianya hingga ia beranjak pada usia lima tahun dia masih
belajar tentang warna, tak hanya warna yang ia pelajari ia juga belajar bgaimna
bentuk awan,langit, pohon dan sebagainya. Dengan sabar sang ibu tuturkan
kasihnya kepada sang anak, sang ayah byang tak henti – hentinya memberi nafkah
untuk keluarga.keluh peluh yang keluar dari mereka demi sang buah hati yang tak
mampu melihat indahnya dunia mereka ikhlaskan demi kebahagiaan sang anak kelak
di masa mendatang. Meski tak jarang emosi mereka atang tapi mereka simpan dalam
– dalam di hati mereka. Tak selayaknya mereka marah. Begitulah cinta kasih
orang tua terhadap anaknya, tak kan pernah dapat terganti hingga kelak ajal kan
menjemputnya.meski segala yang telah di berikan kepada orang tua kepada kita
sudah kita balas semuaseperti sebagaimana yang telah orang tua berikan kepada
kita tapi semua itu tetap saja tak sanggup menggatikan kasih sayang orangtua
kita terutama ibu. ,,..............,,
Waktupun berjalan,sang takdir mulai
berkata. Dan karena usaha keras kedua orangtuanya dalam membangun pondasi
akhlaq anknya, menanam kepercayaan diri,membangun skill yang sudah tertancap
dalam tubuhnya, maka takdirpun berkata. Kesuksesan tercapai lebih dari dugaan.
Usianya kini telah labil. Karirnya meningkat begitu pesat. Namanya kini
tersebar ke seluruh pelosok negri.bagaimana tidak? Seorang yang terlahir buta
kini telah menjadi seorang pelukis ternama yang karyanya tak kalah indah dengan
mereka – mereka yang mampu melihat. Saat di tanya bagaimana dia bisa melukis
sehebat itu padahal kedua matanya sudah tak dapat digunakan sejak
kelahirannya.diapun menjawab. “aku memang terlahir buta,tak dapat melihat.
Sejak lahirnya aku ke dunia aku tak pernah dapat nikmati segala sesuatu, hanya
gelap yang ada dalam pandangan. Aku pun tak tahu bagaimana wajah orang tua yang
melahirkan ku,apa warna daun,apa warna langit. Tapi kebutaan tak bisa memakan
segala sesuatu yang ada, buta tak mampu menyiutkan hatiku. Hingga usia ku labil
aku belajar sendiri, hanya terima ilmu dari kedua oramg tua, tak pernah
menenpuh pendidikan formal, tapi orang tua ku selalu beri aku yang
terbaik.mereka menanamkan pada ku bahwa tuhan itu maha adil.maka sejak itu aku
percaya suatu saat pasti aku akan menjadi sukses di atas kebutaanku. Walaupun
aku tak bisa melihat, tapi aku punya telinga tuk mendengar maka selama telinga
ini masih berguna aku akan dengar segala ilmu yang berguna bagiku. Akupun masih
punya mulut untuk berbicara.maka aku bertanya qpa warna daun , apa warna langit
dan sebagainya.akupun masih memiliki kulit untuk merasa.maka tak sepantasnya
aku merasa kuarang ata s apa yang di berikan tuhan kepada ku karna masih banyak
indra yang masih bisa di gunakan daripada yang tidak berfungsi.” Dalam hati
sang anak dia berkata “I look,I see with my heart,thanks god thanks my
parents…”