Ingat.
Menatap terngiang daku dan ramadhan bersua di hari yang telah lewat.
Tak lama juga tak singkat.
Tiga puluh hari daku dan ramadhan bersimpuh kepada-Nya bermunajat.
Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahirobil'alamin.

Memang ramadhan kemaren daku tersipu malu.
Karna lemahnya manajatku kepada-Mu.
Yang hanya menengadahkan tangan saat perlu.
Itu kadang laju, rak seimbang.
Malu tersipu.

Hati malu menilai memohon ronta ampun kepada-Nya.
Rasa bersalah berperang dirinya.
Harus memang lebih baik daridapanya, yang kemaren.
Apakah daku tak bertemu dengan engkau lagi, ya ramadhan.

Harap ramadhan masih bersua dengan daku.
Yang sekarang diri ini mengharapkanmu.
Ketika niscaya kebaikan-kebaikan berlipat-lipat di dalam mu.
Daku rindu dan daku ingin bersua bersamamu, ya ramadhan.

Daku kagum.
Kau menghampiri merubah manjadi kebaikan.
Yang si kakap kota banyak chenel itu juga menyiarkan kebaikan.
Kampung yang minum khomerpun berkurang terkesan.
Adapun si Da'i komat kamit amatir yang mulai bermunculan.

Daku geram.
Si kocak dagang itu memainkan harga pasar.
Apa terpejam ia tak melihat apa yang di dasar kauman.
Juga si jendral rakyat.
Yang katanya wakil rakyat sohor jadi baik.
Yang bikin sikatnya pahala ramadhanku berintis.

Astahgfirullah.

Yang Maha Pengasih lagi Penyayang hamba.
Ijinkan daku bersua  dengan ramadhan penuh damba.
Ridhoilah ramadhanku dengan lail seribu bulan yang membahana.

Dalam bersua daku dengan ramadhan.
Ijinkanlah kami menempuh rahmat ramadhan yang manja.
Menggapai dari langit yang ada dibumi tuk lejit ridho-nya.
Ramadhan bersua.

:: Ni puisi yang ane ikutkan di lombanya tmen" KaeM.
tpi Alhamdulillah gk menang. hehe.
lumayan pengalaman.

Categories: , ,

Leave a Reply